-

-

Rabu, 08 Oktober 2014

Buat si Babeh Tersayang



Ayah...
Abah...
Abi...
Bapak...
Baba...
Babeh...

Bokap...
Dady...
Papah...
Papih...
Pipih...
Papap

dan lain sebagainya.


Setiap orang pasti memiliki panggilan sayang tersendiri kepada orang tua laki-lakinya. Apapun panggilan sayang Anda terhadap beliau tentunya melambangkan rasa hormat Anda kepada orang tua Anda. Begitu juga saya pastinya dengan penuh kebanggan disini saya akan menceritakan sedikit tentang ayah saya tercinta :)

Babeh,.. (sebutan/bahasa betawi untuk orang tua laki-laki) ini panggilan sederhana saya kepada orang tua laki-laki saya. Berbeda dengan kedua kakak saya yang memanggilnya dengan sebutan Abah. Meskipun kami bukan berasal dari suku betawi tulen, namun bahasa betawi adalah bahasa yang kami pakai sehari-hari dirumah dan lingkungan tempat tinggal kami. Maklum tinggalnya di pinggiran kota BSD alias Bekasi Sonoan Dikit ckckckckk,. :D

Ayah saya adalah laki-laki pertama yang membuat saya jatuh cinta. Sosoknya yang sangat luar biasa yang hingga saat ini saya sangat menghormati dan menyegani beliau.

Ayah saya bukanlah sosok yang berbadan tinggi besar dan kekar namun ayah saya adalah orang yang paling berjiwa besar dan paling sabar.

Ayah saya bukanlah orang yang berpendidikan, namun ayah saya adalah orang yang mengusahakan entah bagaimana caranya agar anak-anaknya bisa memperoleh pendidikan sebaik mungkin.

Ayah saya bukanlah orang yang ahli agama, namun ayah saya adalah orang yang dengan caranya sendiri memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya entah itu dimasukkan ke sekolah agama atau memanggilkan guru ngaji ke rumah, dan lain sebagainya. Ada saja cara untuknya agar kami mengerti ilmu akhirat.

Ayah saya adalah orang yang diam bahkan paling pendiam di rumah kami. Tapi jangan salah, dibalik diamnya beliau, beliau adalah orang yang paling perhatian terhadap anak-anaknya. Diluar mungkin terlihat cuek dan masa bodo, tetapi sebenarnya beliau bertanya dengan sedetail mungkin kepada Ibu kami untuk mengetahui semua kegiatan anak-anaknya.

Ayah saya bukanlah orang yang bisa diajak berdiskusi, jangan berharap jika kita berbicara atau bercerita kepada beliau mendapatkan feedback dari beliau, itu sesuatu yang tidak mungkin ha ha ha ... hanya dengan menganggukkan kepalanya itu sudah cukup mewakili jawaban beliau. Terus anak-anaknya mengerti dengan kode tersebut,..? ya enggak, saya aja bingung... ha ha ha apa sebetulnya arti dari kode beliau tadi, kami hanya mengira-ngira :D . Ya... begitulah si babeh aye :D.

Segala sesuatu kami diajarkan untuk memikirkan sendiri, menimbang, memutuskan, dan memilih sendiri. Kalaupun ada yang harus diputuskan beliau hanya memberikan gambaran saja, selebihnya dikembalikan kepada anak-anaknya untuk mengambil keputusan.

Dari sosok beliau saya banyak belajar banyak hal. Belajar bekerja keras, bertanggung-jawab, setia, sederhana, dll.

Semasa kecil saya sudah terbiasa untuk bekerja keras. Dibangunkan dini hari dan ikut ke pasar untuk  berbelanja barang dagangan/jualan bersama ayah saya merupakan rutinitas kami sebelum berangkat bersekolah. Badan saya yang kecil mungil sudah terlatih untuk mendorong roda/gerobak yang berisi sayur mayur atau buah-buahan hasil panen kami yang sudah kami package sedemikian rupa sebelum dijajakan kepada para makelar yang sudah berbaris rapi dipinggiran pasar. Jika barang dagangan sudah laku dibeli oleh para makelar, barulah saya diantarkan ke tukang ojek dan diantarkan pulang ke rumah untuk bersiap-siap pergi kesekolah. Sedangkan ayah saya melanjutkan aktifitasnya membeli sayur mayur yang akan dijual berkeliling sekitar kampung tempat tinggal kami. Sementara itu Ibu saya sudah stand by di rumah menunggu kami pulang dan menyiapkan sarapan dan kebutuhan sekolah kami.

Kami diajarkan untuk bertanggung-jawab mulai dari hal-hal sederhana. Misalnya menjaga barang-barang milik kami pribadi seperti buku pelajaran, pensil, baju seragam, dll. Dan juga menjaga barang-barang yang ada dirumah. Karena kami mendapatkan barang-barang tersebut dengan usaha yang kami lakukan sebelumnya, jadi kami bertanggung-jawab untuk menjaga, memelihara atas barang tersebut. Contoh kecil ketika itu saya sangat ingin beli tas baru, Ibu dan Ayah saya tidak langsung membelikan begitu saja. Ada syarat-syarat yang harus saya penuhi agar sebelum saya mendapatkan tas tersebut. Ibu dan Ayah saya memberikan syarat "saya akan dibelikan tas baru asalkan saya mendapatkan peringkat 1 dikelas". Ayah dan Ibu saya memancing saya agar termotivasi mendapatkan peringkat pertama dikelas dan akan dibelikan hadiah yaitu tas baru sesuai dengan keinginan saya. Berartikan ada usaha sebelumnya sebelum memperoleh sesuatu, makanya kita diajarkan untuk menjaga sesuatu yang sudah kita dapatkan dengan usaha dan susah payah tersebut.

Belajar setia
Setia,.. selingkuh tiada akhir? atau setiap tikungan ada? bukannnnnn,.. bukan itu maksudnya. Setia dalam arti yang sebenarnya. Sikap yang bagi sebagian orang mungkin dianggap tidak mudah dan butuh komitmen yang kuat. Banyaknya godaan dari berbagai unsur tentunya menjadi tantangan tersendiri.

Saya belajar setia dari Ayah saya. Sepeninggal Ibu kami 5 tahun yang lalu, rupanya tidak mengubah sikap dan komitmen ayah saya terhadap almarhumah Ibunda kami tercinta. Entah karena anak-anaknya masih kecil dan menjadi tanggung jawab Ayah sepenuhnya atau karena gak ada yang mau sama si Babeeehhh,.. jiakkhhhh kasian amat si pakkk??? :'( #muka melas

Yang jelas saya tau sampai dengan detik ini Ayah saya masih setia kepada almarhumah Ibunda kami,  pasti karna belia sangat menyayangi almarhumah Ibunda kami dan juga anak-anaknya.


SETIA KEPADA YANG DICINTA, begitu katanya si Babeh. haseekkkk gaya juga ya Babeh aye bisa bikin kata-kata begitu ckckckckck,.. #pasang muka gak percaya :D.

Setia kepada yang dicinta artinya bagaimana cara kita mencintai sesuatu, baik kepada pasangan, keluarga, pekerjaan, dll. Jika sudah cinta pasti sikap setia itu akan muncul dengan sendirinya sebagai wujud dari tanggung-jawab kita.

Saya bingung apalagi yang mau saya ungkapkan disini, rasanya gak cukup 1.000 kata untuk melukiskan betapa sayangnya saya terhadap keluarga saya :'(

Saya bangga memiliki kalian, Ibunda dan Ayahanda yang sangat luar biasa, kalo boleh sombong, saya akan sombong. Yang saya sombongkan adalah ternyata sikap baik yang saya miliki kurang lebih diturunkan dari kedua orangtua saya. Jiakkkhhhh,.. kasian banget ya cuma itu doang yang disombongin hihihihi,.. :D. Banyak hal yang bisa saya ambil dan pelajari dari kedua orang tua saya, sedikit banyak mungkin bisa saya aplikasikan dikemudian hari ketika nanti saya memiliki keluarga sendiri beserta anak-anak saya nanti.

Ayah,..
Saya gak akan minta apa-apa sama Ayah. Saya cuma ingin Ayah sehat terus, Ayah dan anggota keluarga semua bisa kembali tersenyum, kita bercanda-canda bersama lagi, ketawa bareng.
Itu adalah mimpi sederhana saya, mimpi sederhana yang tidak mudah memang untuk diwujudkan.
Tapi saya harus yakin, dan harus bisa!!! Saya akan berusaha sekuat tenaga, pikiran, dan semampu yang saya bisa. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan kepada saya untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua, membahagiakan mereka, sebelum nanti tiba saatnya saya berbakti kepada suami dan keluarga kecil saya. 

Ayah harus tetap ada buat kami, Ayah harus menemani ketika nanti saya lulus kuliah, Ayah harus ada sampai nanti kami, saya dan adek-adek dewasa, menikah, punya cucu, cicit, dll.

Ayah harus melihat anak-anaknya sukses, suatu saat Ayah pasti bangga memiliki kami, sama seperti dulu ketika saya menjadi juara umum disekolah, dengan bangga Ayah menggendong saya dan berlari berkeliling disekolah, sampai orang-orang tertawa melihat tingkah Ayah. Ayah harus sabar, Ayah pasti sehat lagi, Kami sangat mencintai Ayah, sama seperti kami mencintai almarhumah Ibunda.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk Ayah saya tercinta yang sekarang sedang sakit :'(
Kenapa melalui tulisan? karena saya tidak bisa mengungkapkan atau berbicara langsung kepada Ayah saya. Jangankan berbicara, melihat keadaannya sekarang tidak tega, bibir saya kelu hanya bisa menangis, hiks hiks hiks :'(

Ayah saya mungkin gak akan pernah baca tulisan ini, tapi saya ingin semua orang tau bahwa orang tua itu adalah segalanya, selagi masih bisa berbakti kepada kedua orang tua, berbaktilah,.. sebelum semuanya terlambat dan mereka kembali kepada pemilik-Nya.

Sebagai seorang anak kita wajib berbakti kepada kedua orang tua, selagi mampu, selagi bisa, jangan takut semuanya sia-sia. Tidak ada yang sia-sia dimata Allah. Semua yang kita lakukan untuk kedua orang tua kita akan menjadi ladang pahala dan jalan menuju Surganya Allah, Aamiin...

I Love You So Much (my family)
Peluk Cium :-*
mmmmmmmmmmmmmmmuuuuuuuuuuaaaaaaaaacccccccccchhhhhhhhhhhhhhh